TEMPO.CO, Bandung-Pedagang pasar tradisional di Kota Bandung masih menjual minyak goreng dengan harga lama di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Pedagang beralasan masih menyimpan stok minyak yang dibeli di harga tinggi.
Cucu Fatimah, 33 tahun, pedagang di pasar Sadang Serang Kota Bandung mengatakan masih menjual minyak goreng kemasan 2 liter di harga Rp 38 ribu. "Padahal ini saya jual murah," kata dia, Selasa, 1 Februari 2022.
Cucu mengaku minyak kemasan 2 liter dengan merek Sunco itu stok lama. Dia membelinya dengan harga Rp 38 ribu untuk dijual dengan harga Rp 40 ribu.
Berhubung pemerintah mengumumkan harga baru minyak goreng kemasan Rp 28 ribu untuk kemasan 2 liter yang mulai berlaku serempak Selasa, 1 Februari 2022, Cucu mengorting harganya jadi Rp 38 ribu. "Dijual harga modal juga enggak pada mau," kata dia.
Ia mengatakan sudah dua pekan terakhir tidak satupun minyak goreng simpanannya laku terjual. Pembeli mengeluhkan harga yang ditawarkannya yang lebih mahal ketimbang harga minyak goreng kemasan 2 liter yang dijual di ritel modern.
Stok simpanannya biasanya sudah habis terjual dalam seminggu, tapi sudah dua pekan masih utuh. Penjualannya mulai seret saat pemerintah mengumumkan harga baru Rp 14 ribu per liter untuk minyak goreng dalam kemasan.
Cucu menjual minyak goreng kemasan 2 liter dan 450 liter. Yang ukuran kecil itu dia banderol dengan harga Rp 10 ribu. Dia mengaku tidak akan menurunkan harga minyak gorengnya karena membelinya masih di harga lama walaupun risikonya tidak laku. "Biar saja," kata dia.
Cucu mengaku sudah berniat membeli minyak goreng dengan harga baru yang di umumkan pemerintah. Namun sales yang biasa memasoknya menolak menjual dengan alasan menunggu kepastian harga dari pemerintah.
"Dari sales katanya menunggu harga stabil dari pemerintah," kata Cucu.