TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Usaha dan Investasi Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Catur Sarwanto mengatakan, prognosa investasi bidang kelautan dan perikanan 2021 senilai Rp 6,02 triliun.
"Kalau kita lihat tahun lalu, itu kan banyak investor, khususnya di bidang budidaya, penangkapan, dan pengolahan. Investasi tahun lalu Singapura cukup tertarik dan Tiongkok mulai ingin masuk juga. Tentu, hal ini harus kita tangkap," katanya dalam Bincang Bahari: Peluang Investasi Usaha Kelautan dan Perikanan 2022 di Media Center KKP, Jakarta Pusat, Kamis, 20 Januari 2022.
Ia menyebutkan, investasi terbesar ada di perikanan budidaya, yaitu sebanyak 30 persen, pengolahan 27 persen, penangkapan (perikanan tangkap), serta perdagangan.
Untuk mempromosikan peluang investasi tersebut, KKP akan menggelar Marine and Fisheries Business and Investment Forum pada Maret 2022.
Dalam forum itu, KKP akan menyampaikan data peluang usaha bidang kelautan dan perikanan, serta melakukan sosialisasikan kebijakan-kebijakan sebagai dasar kemudahan investasi.
"Di sini ajang bagi investor untuk mendapat informasi dan kita beri ruang untuk mendapatkan data peluang-peluang investasi apa aja. Ini tentunya upaya kita melakukan akselerasi," kata Catur.
Mengenai kebijakan penangkapan terukur, rencananya mulai diimplementasikan pada Maret 2022 dengan wilayah perdana WPPNRI 718 Laut Arafura. Implementasi ini dibarengi dengan penerapan penangkapan sistem kontrak yang regulasinya diperkirakan selesai pada Februari 2022.
CEO eFishery Gibran Huztaifah membenarkan soal besarnya potensi investasi kelautan dan perikanan di Indonesia. Hal ini merujuk pada tingginya minat pasar global atas produk perikanan, ketersediaan lahan untuk budidaya, dan kekayaan sumber daya ikan hingga sudah tersedianya inovasi teknologi untuk mendukung peningkatan volume dan kualitas produk yang dihasilkan.
Menurutnya, langkah KKP merevitalisasi 45 ribu hektare tambak udang tradisional menjadi modern sangat tepat. Dengan demikian, volume produksi bisa bertambah dan kelestarian lingkungan tetap bisa terjaga.
MUTIA YUANTISYA
Baca: Kini Giliran Muhammadiyah Resmi Haramkan Kripto, Apa Sebabnya?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.