TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan pemerintah perlu mendata teknologi yang dimiliki oleh setiap unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) agar program konversi batu bara ke biomassa atau co-firing berjalan baik.
"Kesuksesan Jepang melakukan uji coba ada yang 100 persen konversi berhasil, ada yang 50 persen dikonversi juga berhasil, ada yang hanya 10 persen, itu sangat tergantung teknologi. Jadi, kami harus mendata dulu teknologi-teknologi yang dipunyai oleh masing-masing PLTU," ujarnya dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Rabu, 19 Januari 2022.
Rida mengungkapkan bahwa pihaknya sudah meminta dan mengimbau PT PLN (Persero) maupun produsen listrik swasta Independent Power Producer (IPP) yang masih mengoperasikan PLTU batu bara untuk mencampurkan dengan biomassa.
Menurutnya, keberhasilan co-firing meski 10 persen atau 5 persen sudah terbilang bagus karena hal itu tergantung ketersediaan bahan baku.
"Intinya kami sudah berniat untuk tidak sepenuhnya mengandalkan batu bara dan itu nanti pada saatnya akan menjadi bagian dari offset," kata Rida.
Pemerintah meluncurkan program co-firing biomassa pada pembangkit listrik tenaga uap untuk menurunkan emisi karbon atau gas rumah kaca di sektor energi.