TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, memaparkan empat cara yang ditempuh untuk menyelesaikan tantangan geologis, yakni formasi clay shale ekstrem, dalam pekerjaan terowongan kereta cepat Jakarta - Bandung.
"Empat cara yang ditempuh tadi memberikan solusi yang terbaik untuk pengerjaan pembangunan di area tunnel 2. Termasuk juga tunnel 4 dan 6 yang mengalami kendala serupa," ujar Presiden Direktur PT KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi, Senin, 17 Januari 2022.
Dengan solusi itu, pengerjaan sudah bisa berjalan normal, antara lain penggalian di tunnel 2 bisa dilanjutkan 1,2 hingga 1,8 meter per hari
Berada di area formasi clayshale ekstrem, tanah di area tunnel 2 akan mengembang jika terkena udara dan air. Dalam situasi itu daya dukung tanah turun hingga 80 persen. Hal ini cukup menyulitkan kontraktor melakukan penggalian karena tanah akan mudah longsor.
Selain Tunnel 2, area clayshale juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi dalam penyelesaian Tunnel 4 dan Tunnel 6. Tunnel 4 yang berlokasi di Sukajaya dan Malangnengah menghadapi area clayshale dan saat ini progresnya sudah mencapai 96,95 persen.
Kemudian, Tunnel 6 yang berlokasi di Cikalongwetan menghadapi tantangan area clayshale dan adanya penemuan mata air. Saat ini progress Tunnel 6 yang merupakan tunnel terpanjang di proyek KCJB sudah mencapai 94,85 persen.
Meski menghadapi tantangan geologis cukup sulit, PT KCIC bersama kontraktor terus mencari solusi penyelesaian atas kondisi tersebut. Setelah melakukan asesmen dan koordinasi, solusi penanganan area clayshale di area pembangunan Tunnel 2 pun berhasil ditemukan.
Beberapa langkah dan solusi dilakukan oleh kontraktor untuk mengatasi tantangan tersebut. Di antaranya menambah titik penggalian, mengubah metode kerja dan surface grouting hingga penambahan tenaga kerja.