TEMPO.CO, Jakarta - Sempat hadapi krisis berkali-kali, dua investor legendaris Lo Kheng Hong dan Jos Parengkuan tetap bertahan menggeluti pasar saham. Bahkan mereka bisa menambah kekayaan.
The Dragon of IDX, julukan Jos Parengkuan, yang juga pendiri Syailendra Capital berbagi kisahnya bangkit dari kebangkrutan saat menghadapi krisis 1998. Ketika baru mulai investasi, belum sampai 10 tahun, dan masih kurang berpengalaman.
“Saya waktu itu boleh dikatakan bangkrut, uang yang saya kumpulin sekian banyak susut tinggal US$ 15.000. Waktu itu rupiah melemah dari Rp 2.400 sampai jadi Rp 17 ribu, terus banyak yang bilang bisa sampai Rp 25 ribu. Kalau segitu matilah kita semua. Bunga bank BCA itu bunganya 67 persen, ini bener-bener udah kaya mau kiamat rasanya,” ujarnya pada podcast SyailendraCapital, Sabt, (25 Desember 2021.
Lalu, bagaimana caranya pulih? Ketika kurs rupiah di Rp 17 ribu, Jos memilih mengkonversi semua deposito US$ 15 ribu, untuk beli saham.
“Karena di tengah krisis begini, semua orang ketakutan, Apa lagi yang bisa lebih buruk dari sekarang?” kata dia
Jos kemudian mengambil investasi dengan pandangan jangka panjang, lalu memilih ketika menghadapi krisis, cari saham yang perusahaannya tidak akan bangkrut. “Saya pilih Astra International, ini menurut saya dari sisi corporate governance bagus, produk-produknya terbukti, track recordnya bagus,” ungkapnya.