TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN siap menerapkan digitalisasi ekosistem pembiayaan perumahan seiring dengan perekonomian nasional yang mulai pulih, termasuk sektor properti, dari dampak pandemi COVID-19.
Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mengatakan, perseroan senantiasa menghadirkan program maupun produk yang inovatif yang tidak hanya membantu masyarakat tapi juga seluruh pemangku kepentingan sektor properti.
"Inovasi tersebut terus berkembang sesuai dengan dinamika perkembangan kebutuhan dan kebiasaan masyarakat di era digitalisasi serta tren di sektor properti. Oleh karena itu, menginjak usia KPR ke 45, BTN siap menerapkan digitalisasi ekosistem pembiayaan perumahan," ujar Haru dalam keterangan di Jakarta, Senin 13 Desember 2021.
Sejak Kredit Perumahan Rakyat (KPR) diluncurkan pertama kalinya di Indonesia oleh Bank BTN pada 10 Desember 1976, Bank BTN telah mengucurkan pembiayaan senilai Rp352 triliun dan mewujudkan rumah impian ke lebih dari 5 juta keluarga di Indonesia.
Dari keseluruhan pembiayaan KPR tersebut, sebanyak lebih 76 persen mengalir ke segmen KPR subsidi, sementara sisanya mengalir ke segmen KPR non subsidi.
Baca Juga:
Dengan pencapaian tersebut, bank yang dulunya bernama Postpaarbank itu telah menjadi kontributor utama pada Program Sejuta Rumah Pemerintah dengan kontribusi rata-rata 60 persen per tahunnya, baik untuk pembiayaan kepemilikan maupun kredit konstruksi bagi developer.
Sejak 1976, Bank BTN secara resmi melayani pembiayaan kredit rumah bagi masyarakat. Penugasan langsung diterima Bank BTN dari Pemerintah, melalui Surat Menteri Keuangan nomor B-49/MK/I/1974. Pada 10 Desember 1976, Bank BTN untuk pertama kalinya, menyalurkan kredit perumahan pada 9 debitur di daerah Tanah Mas, Semarang.
Sejak saat itu, Bank BTN diberi kepercayaan pemerintah untuk menyalurkan dana untuk mempermudah dan memperluas akses pembiayaan perumahan bagi masyarakat, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).