Kondisi tersebut menjadi peluang khususnya bagi para Kader IPNU sebagai generasi muda untuk bersama-sama mempercepat akselerasi transformasi digital di berbagai sektor, sehingga dapat berkontribusi positif terhadap percepatan pemulihan ekonomi.
“Saya mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dan IPNU yang bersama-sama dengan seluruh tatanan masyarakat dalam mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan SDM Indonesia yang unggul dan masyarakat yang berdaya saing. Semoga acara ini dapat memberikan manfaat untuk kita semua,” ujarnya.
Potensi ekonomi digital Indonesia didukung oleh sejumlah faktor, antara lain total penduduk yang terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk usia produktif mencapai 191,08 juta atau 70,7 persen. Dari sisi digital user, jumlah mobile connection di negara saat ini mencapai 345,3 juta (125,6 persen dari total populasi) dengan rata-rata waktu yang dihabiskan orang untuk berselancar di internet selama 8 jam 52 menit.
Selain itu, bonus demografi yang diproyeksikan akan dimiliki di tahun 2030, akan membuat mayoritas penduduk Indonesia adalah generasi Z dan Milenial yang berusia 8-39 tahun.
“Ini artinya, para Kader IPNU sebagai generasi saat ini akan terlibat didalamnya. Kemampuan dan keunggulan digital-natives yang dimiliki generasi ini harus terus diasah," kata dia.
Adapun berbagai inisiatif dalam mendorong pemanfaatan ekonomi digital untuk kepentingan masyarakat telah dilakukan oleh pemerintah, seperti pembentukan Roadmap E-Commerce Indonesia 2017-2019, White Paper on Digital for Future Economy, Indonesia Digital Roadmap 2021-2024, Making Indonesia 4.0, Cetak Biru Sistem Pembayaran Indonesia 2025/BSPI 2025 dan Action Plan Inovasi Keuangan Digital 2020-2024.