TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah masih berfokus menangani periode Natal dan Tahun Baru sebelum memutuskan untuk memberangkatkan kembali jemaah umrah ke Arab Saudi.
"Pemerintah sekarang konsentrasi nataru dulu, agar mudah-mudahan Nataru bisa dikendalikan dengan baik, baru setelah itu kita akan melihat kapan kita akan buka untuk kegiatan umrah," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers, Senin, 6 Desember 2021.
Ia mengatakan kalau pun nantinya ada pemberangkatan umrah, ia mengatakan karantina akan diberlakukan 10 hari untuk mencegah merebaknya varian omicron.
Namun demikian, Airlangga menyambut baik kebijakan Arab Saudi yang akan menerima calon jemaah umrah yang disuntik vaksin sinovac.
"Pemerintah masih melihat dan menyambut baik bahwa Saudi sudah menerima Sinovac untuk melakukan umrah dan masih diberlakukan adanya karantina," ujar Airlangga.
Sebelumnya, Kementerian Agama menyatakan pemerintah belum berencana menunda keberangkatan jamaah umrah bulan ini, meski telah ditemukan varian baru virus corona B.1.1.529 atau Omicron di Arab Saudi.
"Sampai hari ini otoritas di Arab belum ada informasi yang kami dapatkan soal penutupan penerbangan di sana," kata Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, Jumat, 3 Desember 2021.
Menurut dia, pemerintah akan mengikuti kebijakan dari Arab Saudi untuk ibadah umrah. Selama tidak ada larangan penerbangan dari Indonesia untuk umrah ke sana, pemerintah akan tetap mempersiapkan keberangkatan jamaah umrah bulan ini.
Kemenag, kata dia, akan tetap mempersiapkan prosedur dan protokol yang ditetapkan seperti setiap jamaah yang diwajibkan menjalani karantina selama 19 hari. "Semua prosedur kami ikuti. Jadi kalau situasi membaik pun nanti akan lebih siap," ujarnya. "Namun dengan situasi protokol 19 hari karantina ini masih banyak jamaah umrah yang belum tertarik berangkat Desember ini."
CAESAR AKBAR | IMAM HAMDI
BACA: Kemenag Pastikan Belum Ada Rencana Penundaan Penerbangan Umrah