TEMPO.CO, Jakarta – Survei Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM UI) menunjukkan bahwa perempuan mendominasi porsi pertumbuhan pelaku usaha baru yang bergabung dengan Grab Indonesia di Kupang dan Jayapura.
Dari total jumlah merchant baru, sebanyak 56 persen merupakan perempuan dan 44 persen sisanya laki-laki.
“Perempuan mendominasi pembentukan usaha baru, terutama untuk Grab Kios yang menawarkan financial services,” ujar Kepala LPEM UI Riatu Mariatul dalam paparannya di webinar, Jumat, 19 November 2021.
Penelitian itu melibatkan responden yang memiliki latar belakang sebagai partner pengemudi, merchant, hingga konsumen Grab Indonesia di Kupang dan Jayapura. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif menggunakan data primer serta sekunder.
Survei ini secara umum melihat dampak inklusivitas digital dan finansial bagi penduduk di kawasan timur Indonesia. Selain Grab Kios, dari total pertumbuhan usaha baru yang digagas perempuan, mayoritas di antaranya bergerak di bidang bisnis makanan yang mencapai 31 persen.
Adapun estimasi jumlah peningkatan pembuakan usaha baru untuk sektor makanan secara total mencapai 500 unit. Angka itu ekuivalen memberikan kontribusi sebesar 6-7 persen untuk keseluruhan bisnis makanan di wilayah Kupang dan Jayapura.
Survei ini juga melihat bahwa pelaku usaha yang bergabung dengan Grab lebih terinklusi secara digital ketimbang pelaku usaha lain. Sebanyak 100 persen merchant Grab tercatat memiliki bank account atau e-wallet, sedangkan pelaku usaha lain hanya 91 persen.
“Namun untuk financial usage belum maksimal atau 52 persen untuk Grab dan 44 persen untuk non-merchant grab. Kenapa financial usage lebih , kemungkinan penggunaan produk keuangan hanya sebatas menampung social assistance program dari pemerintah,” ujar Riatu.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
BACA: Survei: Seribu Pengangguran di Kupang dan Jayapura Gabung Jadi Pengemudi Grab