TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Reini Wirahadikusumah mengomentari kabar viral mengenai penjualan foto dirinya di platform perdagangan non-fungible token (NFT).
“Karena tidak ada identitas penulis, pesan yang disampaikan menurut saya isinya tidak jelas, termasuk tidak jelas ditujukan kepada siapa. Maka, saya tidak dapat meresponsnya," ujar Reini dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Jumat, 12 November 2021.
Namun, kalau pemilik akun adalah mahasiswa ITB, Reini menegaskan pihaknya tidak alergi terhadap kritik. Bahkan, ia mengklaim sering menerima masukan dan bersama-sama mencari solusi.
Masalah mahasiswa, ujar dia, dapat disampaikan melalui wali akademik masing-masing, melalui bimbingan konseling, bahkan dapat juga melalui peer counsellors alias rekan sesama mahasiswa secara langsung.
Masukan juga bisa disampaikan menggunakan aplikasi GaneCare apabila ingin berdiskusi secara anonim. "Sistem komunikasi ini dirancang oleh Direktorat Kemahasiswaan ITB secara serius, bersama dengan pimpinan di Fakultas/Sekolah dan juga dengan perwakilan mahasiswa," kata Reini.
Di samping itu, isu jual beli pada platform digital, tutur Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB ini, sering kali dilakukan dari luar wilayah Indonesia. Belum lagi kompleksitas masalah terjadi dengan tidak jelasnya identitas pihak-pihak yang bertransaksi.