Dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, kata Wimboh, OJK akan terus mengoptimalkan peran pasar modal. Di antaranya melalui dukungan penyusunan kebijakan yang akomodatif bagi startup dan perusahaan teknologi berskala unicorn untuk melakukan IPO di bursa.
OJK bersama pemangku kepentingan pun membentuk Securities Crowdfunding (SCF) untuk UMKM, menerbitkan kerangka regulasi untuk Bank Digital, memperbarui pengaturan peer to peer lending dan meninjau pengaturan insurtech.
Acara itu juga dihadiri oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Ketua Kadin Indonesia Arsyad Rasjid dan sejumlah pemimpin Himbara. Acara tersebut juga dihadiri CEO London Stock Exchange (LSE) Group Murray Roos dan Steven Marcellino Pimpinan Global Indonesian Professionals' Association (GIPA) serta kalangan pengusaha di Inggris.
Luhut saat itu menyebutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh positif 7,07 persen (yoy) pada kuartal II/2021. Ia memperkirakan hingga akhir tahun pertumbuhan berkisar 3,7 persen – 4,5 persen.
Perbaikan kinerja PDB itu, kata Luhut, dipengaruhi oleh lonjakan permintaan domestik dengan seluruh komponen sisi permintaan menunjukkan pertumbuhan yang solid. "Terutama komponen konsumsi rumah tangga dan pemerintah,” tutur Luhut dalam paparannya.
Di hadapan para investor asing itu, Luhut juga menceritakan bagaimana lonjakan kasus Covid-19 yang direspons dengan pembatasan mobilitas ketat dimulai pada akhir kuartal II 2021 dan berakhir pada akhir kuartal III 2021. Hal itu pula yang kemudian turut mempengaruhi PDB. "Namun, dengan penanganan Covid-19 yang solid, pemulihan yang kuat di kuartal IV/2021 masih dapat dicapai."
BISNIS
Baca: ADB Gelontorkan Pinjaman Rp 7,1 Triliun untuk Indonesia, Untuk Apa Saja?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.