TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mulai menjalankan rencana penambahan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan alias energi bersih. Total tambahan pembangkit ini mencapai 38 Gigawatt (GW) sampai 2035.
"Dengan memprioritaskan pengembangan energi surya," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif dalam acara Realisasi Energi Baru Terbarukan yang digelar Tempo Media Group pada Kamis, 21 Oktober 2021.
Energi surya dipilih karena biaya investasi yang relatif lebih rendah, tapi waktu implementasinya lebih singkat. "Serta membuka peluang listrik EBT melalui ASEAN Power Grid," kata dia.
ASEAN Power Grid adalah kerja sama interkoneksi listrik untuk meningkatkan pasokan di kawasan. Kerja sama ini memungkinkan terjadinya perdagangan listrik di kawasan ini pada masa depan.
Dikutip dari laman resmi setnas-asean.id, salah satu kerja sama yang telah tercapai adalah dibangunnya jaringan interkoneksi Sarawak (Malaysia) dan Kalimantan Barat sejak 2016.
Rencana penambangan pembangkit energi bersih ini adalah bagian dari komitmen Indonesia menjalankan Paris Agreement. Di dalamnya, Indonesia bakal menurunkan emisi gas rumah kaca 29 sampai 41 persen pada 2030.