Bila tak ada aral melintang, sepur ringan ini akan beroperasi secara komersial pada pertengahan 2022. Target pengoperasian komersial ini molor dari target yang semula ditetapkan dapat berjalan pada 2021.
Mundurnya proyek disebabkan oleh penyelesaian pembebasan lahan di Depo Jatimulya, Bekasi. Depo merupakan bagian vital dari pembangunan LRT karena merupakan pusat operation control center (OCC).
Kondisi proyek pembangunan LRT di Stasiun Harjamukti, Cibubur, Senin, 18 Oktober 2021. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Ferdian menjelaskan saat ini pembebasan lahan LRT, termasuk depo, telah selesai. Untuk pembangunan Depo Jatimulya, ia menyebut penyelesaian proyek sudah mencapai 60 persen.
Kontraktor, kata dia, tengah mengejar penyelesaian proyek untuk area light maintenance dan heavy maintenance yang diperkirakan kelar pada awal tahun. Adapun secara keseluruhan untuk pembangunan prasarana, proyek LRT rute Cawang-Cibubur, Cawang-Dukuh Atas, dan Cawang-Bekasi telah mencapai 87,6 persen per 18 Oktober.
Ferdian melanjutkan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah mengusulkan harga layanan kereta layang ringan kepada Kementerian Perhubungan sebesar Rp 12-15 ribu. Harga tersebut untuk layanan fase pertama rute Cibubur-Dukuh Atas.
“Itu secara hitungan yang diajukan oleh KAI. Namun range ini masih dalam pembahasan di Kementerian Perhubungan,” ujar Ferdian.
BACA: Proyek LRT Mundur 1 Tahun, Begini Dampaknya ke Biaya Investasi
FRANCISCA CHRISTY ROSANA