PLN juga telah menurunkan jumlah interest bearing debt (rasio utang kena bunga) menjadi senilai Rp 452,4 triliun bila dibandingkan dengan 2019. Pencapaian ini ditopang aksi korporasi PLN berupa pelunasan pinjaman sebelum jatuh tempo sekitar Rp 30 triliun, segera setelah diperoleh kompensasi.
2. Waskita Karya
PT Waskita Karya (Persero) Tbk. terlilit utang hingga Rp 90 triliun hingga akhir 2019. Utang terdiri atas Rp 70,9 triliun utang bank dan obligasi serta sekitar Rp 20 triliun utang vendor.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara II Kartika Wirjoatmodjo dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR 27 September lalu mengatakan penyebab lonjakan utang Waskita. Utang itu berasal dari mandat yang diterima perseroan untuk menuntaskan sejumlah penugasan pemerintah.
Waskita Karya, kata Kartika alias Tiko, dalam beberapa tahun terakhir membantu pembangunan tol Trans Jawa dan tol Trans Sumatera. Tercatat sekitar 16 ruas tol yang digarap perusahaan berkode saham WSKT tersebut.
"Sebelum penugasan, utang sekitar Rp 20 triliun. Setelah penugasan, memang naik empat kali lipat,” ujar Tiko. Kondisi keuangan Waskita Karya yang tertekan ini mendorong pembuat kebijakan mengupayakan skema penyelamatan. Skema penyelamatan mulai dari restrukturisasi besar-besaran hingga penerbitan saham baru.
Selain melakukan investasi di Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) pemegang konsesi hak jalan tol, Waskita Karya juga telah banyak melakukan akuisisi BUJT milik swasta yang pada 2016-2017 tidak ada perkembangan.
Akibatnya, Waskita Karya kini selain terbelit utang setelah menunaikan penugasan, ditambah lagi perseroan saat melakukan investasi tersebut belum pernah mendapatkan bantuan pemerintah.
3. Garuda Indonesia
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dikabarkan memiliki utang hingga Rp 70 triliun pada 2021. Utang terus bertambah sekitar Rp 1 triliun setiap bulan untuk biaya sewa hingga perawatan pesawat.