Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman, berpendapat senada. Ia mengatakan terjadi peningkatan permintaan pengiriman batu bara ke Cina, Jepang, dan Korea Selatan sehingga mempengaruhi harga acuan.
Kebutuhan tertinggi utamanya untuk pembangkit listrik, transportasi, dan penggunaan. Di sisi lain, telah terjadi perbaikan perekonomian di banyak negara sehingga kegiatan industri mulai pulih.
“Kalau gambaran besar memang ekonomi dunia akan mengalami recovery dengan peningkatan vaksinasi setiap negara. Penggunaan teknologi di tengah pandemi juga sangat berpengaruh pada permintaan energi global dan infrastruktur di tingkat global sedang didorong karena sudah mulai ada harapan pemulihan di tengah vaksinasi,” tutur Ferdy.
Ferdy mengatakan peningkatan harga komoditas menjadi berkah bagi Indonesia. Sebab pada awal mula krisis pandemi Maret hingga Desember 2020, harga batu bara tertekan di bawah US$ 50.
Perlahan tetapi pasti, kata Ferdy, harga batu bara terus tumbuh dan dalam lima bulan terakhir mengalami kenaikan. Banyak analis dunia, tutur dia, memproyeksikan dalam dua atau tiga bulan mendatang, harga batu bara akan terus naik.
Baca: Sri Mulyani dan DPR Setujui RUU Pajak, Stafsus Menkeu: Alhamdulillah Puji Tuhan