Saham RMBA bertengger di level Rp 306 sejak Agustus 2021. Artinya, harga penawaran buyback lebih tinggi dibandingkan harga pasar. "Perseroan telah menyampaikan surat kepada BEI pada 5 Agustus 2021 mengenai Permohonan Suspensi Perdagangan Saham PT Bentoel Internasional Investama Tbk. yang memuat rencana Perseroan untuk melakukan Go Private dan delisting," ungkap direksi.
Pada tanggal bursa berikutnya, BEI melalui pengumuman No.Peng-SPT-00008/BEI.PP1/08-2021 memutuskan mengabulkan penghentian sementara perdagangan Saham Perseroan di BEI, yang dilakukan terhitung sejak sesi pertama perdagangan efek hari Jumat, 6 Agustus 2021 hingga pengumuman lebih lanjut.
Perseroan yang tidak memberikan dividen ke pemegang saham setelah tahun buku 2010 karena posisi saldo laba negatif, menjadi salah satu alasan manajemen RMBA untuk go private.
Berdasarkan kinerja keuangan perseroan pada semester I 2021, produsen rokok dengan jenama Dunhill ini membukukan penurunan penjualan 36,3 persen selama semester I 2021. Perseroan membukukan penjualan Rp 4,84 triliun, turun dari Rp 7,59 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Selama paruh pertama 2021, perseroan mencatatkan penurunan beban pokok penjualan 32,3 persen menjadi Rp 4,38 triliun, dari Rp 6,48 triliun secara tahunan atau year on year (yoy). Laba kotor perseroan pun tercatat turun 59,4 persen, dari Rp 1,11 triliun di semester I 2020, menjadi Rp 451 miliar di semester I 2021.
Akan tetapi, RMBA tercatat berhasil menurunkan pos beban penghasilan operasi 70,7 persen menjadi Rp 336 miliar di semester I 2021, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,147 triliun.
Dengan kinerja tersebut, RMBA tercatat mampu membalikkan rugi usaha dari Rp 36 miliar di paruh pertama tahun lalu, menjadi laba usaha Rp 115 miliar di enam bulan pertama tahun ini. Rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan pun menyusut menjadi Rp 28,9 miliar, dari Rp 165,4 miliar secara tahunan.
Sepanjang enam bulan pertama 2021, perseroan mencatatkan penurunan jumlah aset menjadi Rp 10,6 triliun, dari Rp 12,4 triliun per 31 Desember 2020. Jumlah liabilitas RMBA per 30 Juni sebesar Rp 4,94 triliun, turun dari Rp 6,75 triliun di akhir 2020.
Sementara jumlah ekuitas Bentoel tercatat relatif tetap, yaitu senilai Rp5,72 triliun di paruh pertama 2021, dari Rp5,7 triliun di akhir 2020.
Baca juga: Bentoel Bersiap Tinggalkan Bursa setelah Listing Sejak 1990