LG Energy Solution bersama Hyundai Motor Group membentuk joint venture atau perusahaan patungan untuk membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik. Indonesia meneken MoU kerja sama sejak 2019 bersama Hyundai dan pada 2020 bersama LG.
Dalam pelaksanaannya, konsorsium LG dan Hyundai bermitra dengan konsorsium BUMN melalui PT Industri Baterai Indonesia (Indonesia Battery Corporation/IBC). Konsorsium IBC itu beranggotakan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara. IBC juga rencananya bakal bermitra dengan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd.
Pada 15 September 2021, pembangunan pabrik baterai mobil listrik tahap pertama dimulai, yang ditandai dengan peletakan batu pertama atau groundbreaking. Pabrik baterai yang berlokasi di Karawang dibangun dengan nilai investasi US$ 1,1 miliar dari proyeksi total investasi kendaraan listrik senilai US$ 9,8 miliar atau setara dengan Rp 142 triliun.
Bahlil mengatakan tak hanya Korea Selatan yang berminat masuk ke ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Beberapa negara tengah menjajaki negosiasi dengan Indonesia, seperti Eropa, Cina, dan satu negara asal Asia Tenggara.
“Ada 6-7 negara masuk ke Indonesia dan Indonesia akan jadi negara pusat produsen baterai kendaraan listrik,” kata Bahlil.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Bahlil Cerita Sulitnya Negosiasi dengan LG, Buat Draf MoU hingga 21 Kali