TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia menceritakan sulitnya meloloskan negosiasi proyek pembangunan pabrik sel baterai mobil listrik dengan LG Energy Solution Ltd. Bahlil mengatakan ia sampai harus bolak-balik ke Korea Selatan sebanyak tujuh kali dan mengganti draf nota kesepahaman atau MoU puluhan kali.
“Kami melakukan lobi negosiasi, MoU-nya dibuat 21 kali drafnya. Lalu tujuh kali ke korea baru bisa teken (MoU). Luar biasa sekali negosiasinya,” ujar Bahlil dalam acara seremoni peletakan batu pertama pembangunan pabrik baterai mobil listrik di Karawang, Jawa Barat, Rabu, 15 September 2021.
Indonesia meneken MoU dengan LG Energy Solution pada 18 Desember 2020. MoU ditandatangi setahun setelah Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Investasi meneken nota kesepahaman pada proyek hilirisasai industri kendaraan listrik bersama Hyundai Motor Group.
LG pun bersepakat membentuk konsorsium dengan Hyundai Motor Group. Perusahaan asal Korea Selatan itu membentuk perusahaan patungan atau joint venture untuk membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik dengan investasi senilai US$ 9,8 miliar atau setara dengan Rp 142 triliun.
Dalam pelaksanaannya, konosrsium LG dan Hyundai juga bermitra dengan konsorsium BUMN melalui PT Industri Baterai Indonesia (Indonesia Battery Corporation/IBC). Konsorsium IBC itu beranggotakan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM), PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara. IBC juga bermitra dengan Contemporary Amperex Technology Co. Ltd.
Pada tahap pertama, realisasi investasi ini dimulai dengan pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik senilai US$ 1,1 miliar di Karawang berkapasitas 10 Gigawat Hour (GWH). Pembangunan ini juga melibatkan pengusaha nasional di daerah dan UMKM.
“Ini adalah konsep investasi hilirisasi terintegrasi yang pertama karena baterainya itu dari BUMN, tambangnya, yang mayoritas. Smelternya dibangun di Maluku Utara. Di situ ada lokasi dekat dengan bahan baku,” ujar Bahlil.
Bahlil mengatakan pada akhir tahun nanti, realisasi investasi akan berlanjut. Konsorsium LG-Hyundai bekerja sama dengan konsorsium BUMN akan membangun industri prekursor dan katoda di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, dengan kapasitas 23 giga.
Baca: Menteri Investasi Bahlil Lahadalia Menjajal Sirkuit Mandalika
FRANCISCA CHRISTY ROSANA