TEMPO.CO, Jakarta - Penerus Grup Lippo John Riady mengisyaratkan PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) tengah bersiap mengambil ceruk pasar digitalisasi.
John mengatakan tren peralihan bank konvensional menjadi digital tengah marak. Pasalnya dia percaya teknologi akan mendisrupsi seluruh sektor tidak terkecuali perbankan.
Menurutnya, sektor finansial tidak akan lepas dari keniscayaan untuk beralih ke digitalisasi. Oleh sebab itu, dia tidak menampik jika NOBU sedang mengarah ke sana.
“Kami tidak dorong untuk agresif, kami tunggu digitalisasi ke arah mana. Peluang sangat banyak tapi musti benar-benar ditata. Ketika siap nanti akan kami dorong,” katanya pada Sabtu, 11 September 2021, dalam webinar bersama Indonesia Investment Education (IIE).
John menambahkan untuk memenangkan ceruk digitalisasi, maka sebuah bank harus memiliki pangsa pasar yang pasti supaya aman. Dia mengambil contoh kesuksesan bank digital Revolut karena bisa memetakan kebutuhan nasabah meski tidak memiliki ekosistem.
Menurutnya, perseroan masih mencari skema yang tepat untuk memperkuat pangsa pasar NOBU. Meski demikian, John menyoroti jika perseroan memiliki asset sebesar Rp 14 triliun dengan non performing loan (NPL) sebesar 1 persen.
“Dunia sektor keuangan ini besarnya luar biasa. Peluang di dalam sektor keuangan juga banyak sekali nggak kaget bahwa bank mulai digitalisasi dan harus,” kata direktur Lippo Group tersebut.
Baca juga: Bos Grup Lippo John Riady Belum Sepakati Penjualan Link Net ke XL Axiata