Tahun ini, Authentic Brands mengakuisisi merek Eddie Bauer dengan Sparc Group, perusahaan patungan dengan Simon Property Group. Authentic Brands, yang perusahaan portofolionya mencakup Forever 21 dan Sports Illustrated, juga mengakuisisi koleksi merek dari PVH Corp. yang mencakup Izod dan Van Heusen.
Adapun, Adidas menegaskan kesepakatan itu tidak akan mengubah prospek keuangan Adidas untuk tahun ini atau target jangka panjang yang diumumkan sebelumnya. Sebagian besar dana tunai akan dibagikan kepada pemegang saham Adidas.
Reebok telah lama memesona para pemain industri, baik sebagai kisah peringatan maupun untuk potensi menggiurkan untuk merebut kembali beberapa kesuksesan lamanya. Didorong oleh ledakan aerobik, Reebok pernah menjadi raksasa dalam semalam pada 1980-an dan bahkan melampaui Nike selama beberapa tahun dalam hal penjualan sepatu kets AS.
Namun, momentum itu dengan cepat menguap dan Adidas tidak pernah berhasil menghidupkan kembali merek tersebut. Adidas mengakuisisi Reebok dengan nilai US$3,6 miliar pada 2006.
Saat pertama masuk pada 2016 lalu, CEO Kasper Rorsted membuat prioritas memperbaiki kinerja Reebok yang menurun selama bertahun-tahun. Rorsted menutup toko-toko yang tidak menunjukkan kinerja baik dan membuka perjanjian lisensi, dan memangkas pengeluaran.
Setelah Reebok kembali sehat di awal 2019, Rorsted mengatakan ingin mendorong pertumbuhan penjualan di lini sepatu baru, CrossFit Nano dan FloartRide Run. Dia membandingkan pengawasan Adidas dan Reebok seperti orang tua yang menyayangi kedua anaknya dengan adil. Kesempatan mengkapitalisasi Reebok sebagai sepatu dan pakaian olah raga klasik menjadi motivasi terbesar bagi pembeli potensial.
Baca juga: Penjualan Adidas dan Puma di Cina Anjlok Akibat Virus Corona