Pada tahun 2018, saat tahun pertama lini produk Fenty Beauty diluncurkan, pendapatan tahunan yang berhasil diraup mencapai US$ 550 juta. LVMH saat itu menyebutkan, nilai pendapatan tersebut mengalahkan merek yang dibangun oleh selebriti lainnya seperti Kylie Cosmetics oleh Kylie Jenner, KKW Beauty oleh Kim Kardashian West, dan Honest Co. oleh Jessica Alba.
Bukan hanya Fenty Beauty, merek Rihanna lainnya yang bernilai miliaran dolar adalah lini pakaian dalam. Pada bulan Februari, lini pakaian dalam Savage x Fenty mengumpulkan US$ 115 juta dalam pendanaan dengan penilaian US$ 1 miliar.
Perusahaan ini merupakan usaha patungan dengan TechStyle Fashion Group pada tahun 2018, Forbes memperkirakan Rihanna menggenggam 30 persen kepemilikan saham dengan putaran terakhir pendanaan dilaporkan akan digunakan untuk akuisisi pelanggan dan ekspansi ritel.
Rihanna dalam Savage x Fenty juga menawarkan inklusivitas dengan memberikan berbagai ukuran. Produk ini pun disambut baik oleh pasar.
Meski begitu, bukan berarti Rihanna selalu memperoleh kesuksesan. Sebab, per bulan Februari lalu, LVMH dan Rihanna mengkonfirmasi kepada Forbes bahwa mereka telah menutup usaha mereka yang lain, sebuah rumah mode dan aksesoris kelas atas yang juga disebut Fenty.
Kesulitan seperti itu juga dirasakan oleh banyak merek fashion mewah yang menawarkan harga yang tinggi merasa kesulitan selama pandemi dan yang merilis koleksi terakhirnya pada November 2020. Tapi konsultan Coyne yang mengatakan kondisi keuangan perusahaan baik-baik saja. Kepada Forbes, Coyne mengatakan Rihanna menciptakan merek di luar dirinya dan bukan hanya tentang Rihanna.
BISNIS
Baca: Eks Koruptor jadi Komisaris Anak Perusahaan, Pupuk Indonesia: Sudah Ikuti Aturan