TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan meninjau pembangunan Sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur pada Rabu, 4 Agustus 2021.
Proyek tersebut merupakan bagian dari rencana induk pengendalian banjir Ibu Kota Jakarta sebagai bentuk komitmen pemerintah pusat untuk mengendalikan banjir mulai dari hulu hingga di hilir.
“Jadi sodetan itu tinggal 600 meter lagi kurangnya, kita targetkan dengan PUPR dan diharapkan selesai ditahun 2022 di kuartal ke-3, jadi lebih cepat dari target sebelumnya,” ujar Luhut dalam keterangan tertulis, Kamis, 5 Agustus 2021.
Dalam kunjungannya kali ini, hadir pula Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan serta Wali Kota Jakarta Timur Muhammad Anwar.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane, saat ini akan memulai lanjutan pembangunan Sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur.
Di wilayah hulu sedang dibangun Bendungan Ciawi yang direncanakan memiliki volume tampung 6.05 juta meter kubik dan luas genangan 39,40 hektar dengan biaya pembangunan sebesar Rp 798,7 miliar.
Bendungan ini didesain untuk mengurangi debit banjir yang masuk ke Jakarta dengan menahan aliran air dari Gunung Gede dan Gunung Pangrango sebelum sampai ke Bendung Katulampa yang kemudian mengalir ke Sungai Ciliwung.
Terbangunnya Bendungan Ciawi akan mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik per detik. Sedangkan progres pembangunan Bendungan Ciawi saat ini mencapai 79 persen. Selain Bendungan Ciawi, juga dibangun Bendungan Sukamahi dengan volume tampung sebesar 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektare. Terbangunnya Bendungan Sukamahi akan mereduksi banjir sebesar 15,47 meter kubik per detik dan saat ini progresnya telah mencapai 81,083 persen.