Manajemen perusahaan berkode saham MBTO yang bergerak di bidang manufaktur, perdagangan jamu tradisional, dan barang kosmetika ini sebelumnya mengaku tetap optimistis pada tahun ini. Walaupun masih ada sejumlah faktor ketidakpastian yang masih membayangi.
Direktur Utama Martina Berto Bryan Emil Tilaar pada awal April 2021 lalu menilai prospek industri beauty, personal care dan jamu cukup baik meski di bawah 8 persen pertumbuhan industrinya tahun lalu. Hal ini salah satunya karena rata-rata penghasilan masyarakat menurun.
"Memang tidak semua FMCG (turun), karena kalau produk-produk kebersihan dan kesehatan masih bagus sedangkan kalau produk make-up karena bermasker maka jelas sedikit sekali bersolek," ucap Bryan ketika dihubungi, Senin, 12 April 2021.
Walau begitu, ia tetap yakin ada peluang yang cukup baik di produk perawatan tubuh, kulit, rambut, dan jamu. "Walaupun sulit kita berharap pertumbuhan industrinya antara 6-10 persen tahun ini jika dibanding tahun lalu," tuturnya.
Dalam hitungannya, Bryan menyebutkan, jika pertumbuhan industri mentok sekitar 3 persen saja, secara pertumbuhan value-nya berarti unitnya tidak bertumbuh, bahkan minus pertumbuhannya. "Jika dikatakan harapan sangat besar di tahun ini memang belum, tetapi harapan moderat optimis dan survival iya. Jadi kami moderat optimis saja bukan agresif luar biasa," ucapnya.
Perusahaan juga akan terus menjalankan strategi dengan mempertahankan dan meningkatkan brand dan customer ekuitas. Selain itu, Martina Berto akan memperbaiki cash flow, supply chain, manufacturing, dan multidistributor untuk pemerataan sales marketing ke pelosok daerah Indonesia.
BISNIS
Baca: Terlilit Utang, Martina Berto Akan Jual Aset Rp 180 Miliar