Lalu lewat IPO ini, porsi saham sejumlah pemegang saham lama akan mengalami delusi. Sebagai contoh yaitu pendiri Bukalapak Achmad Zaky Syaifuddin dari kepemilikan 5,76 persen saham menjadi 4,32 persen.
Selanjutnya ada API (Hong Kong) Investment Limited, dari 17,4 persen menjadi 13,05 persen. Lalu, PT Kreatif Media Karya dari 31,9 persen menjadi 23,93 persen.
Tesar meyakini ajang penyuntikan dana modal ventura terhadap unicorn mulai memudar sehingga untuk bisa bertahan perlu langkah efisiensi dengan melakukan merger, akuisisi, dan IPO.
“Namun, tantangan IPO secara pembukuan mereka belum sehat karena selama ini mereka memanjakan konsumen dengan konsep bakar duit. Sudah pasti ke depan kenyamanan konsumen akan mulai ditinggalkan oleh unicorn yang melantai di bursa untuk menghindari skema bakar duit dan fokus ke pendapatan untuk memperbaiki laporan keuangan,” katanya saat menanggapi rencana IPO Bukalapak, Rabu, 23 Juni 2021.
FAJAR PEBRIANTO | BISNIS
Baca: Harga Tabung Oksigen Tak Wajar, Bukalapak: Adukan Lewat Fitur BukaBantuan