TEMPO Interaktif, Jakarta: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) berencana mengakuisisi perusahaan multimedia lokal melalui anak usahanya, PT Multimedia Nusantara (Metra). Saat ini sudah ada beberapa perusahaan multimedia lokal yang masuk dalam daftar incaran.
"Kajian akusisinya hampir rampung," kata Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah, di sela-sela acara Investor Summit 2008, di Jakarta, Selasa (25/11). Sayangnya, ia enggan menyebutkan jumlah perusahaan yang sedang diicarnya.
Menurutnya, Telkom berkeinginan untuk mengakuisisi perusahaan multimedia karena memandang potensi bisnis di sektor tersebut masih luas. "Jadi prospeknya bagus," ujar dia.
Selain itu, saat ini Telkom juga sedang mengkaji kemungkinan mengakuisisi perusahaan telekomunikasi milik pemerintah Iran. Rinaldi memperkirakan proses kajian akan rampung dalam tiga bulan.
Proses yang sudah dimulai sejak awal bulan November ini berupa pengumpulan informasi dari publik, perbankan dan perusahaan itu sendiri. "Setelah itu kami pelajari dan analisa, baru diputuskan," katanya.
Rinaldi optimistis prospek berinvestasi di perusahaan telekomunikasi Iran itu sangat bagus. Di samping Iran memiliki jumlah penduduk sekitar 75 juta orang, pendapatan per kapitanya cukup tinggi. "Yaitu sekitar US$ 10 ribu," ujarnya.
Apalagi, ia melanjutkan, sekitar 37 juta penduduk Iran telah menjadi pelanggan selular. Sedangkan pangsa pasar perusahaan Iran ini mencapai 70 persen dari total pemakai telepon selular yang ada.
Soal pendanaan seluruh proyek, Direktur Keuangan Telkom Sudiro Asno menyatakan akan memenuhi sekitar 30-40 persen total kebutuhan belanja modalnya (capex) dari pinjaman perbankan. Telkom baru akan mencari dan menyiapkan dana tersebut setelah kajiannya rampung.
"Sedangkan banknya adalah yang selama ini telah berkomitmen dengan kami, yaitu BRI, Bank Mandiri, BNI dan Bank Jabar," kata Sudiro.
Tahun 2009 Telkom memperkirakan membutuhkan belanja modal sekitar Rp 22,5 triliun. Jumlah ini sama dengan belanja modal tahun 2008. "Tapi masih tergantung kondisi ekonomi nanti," ujar dia.
Wahyudin Fahmi