Oleh karena itu, Rachmat menyebut yang dilakukan perseroan adalah melakukan switching dari gas industri pada medis. Saat kondisi normal, porsi gas oksigen industri 70 persen dan medis 30 persen.
"Sekarang yang medis sudah di atas 50 persen. Jadi, kalau kehabisan di Pramuka bisa ke distributor kami jangan jadikan Pramuka barometer nasional," ujarnya.
Rachmat pun mengimbau pada pengelolaan tabung gas bekas pakai untuk dirawat kembali dengan baik. Pasalnya, selama ini banyak pasien atau rumah sakit yang menelantarkan tabung gas bekas pakai pasien.
Kondisi itu dinilai menjadi salah satu pemicu banyaknya keluhan tabung gas yang mulai menipis saat ini. Rachmat mencatat secara nasional perseroan telah memiliki filling station oksigen untuk pengisian tabung kosong.
Khusus di Jabodetabek ada 60 filling station yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Selain itu, pihaknya akan menambah produksi liquefaction oxygen guna memenuhi kebutuhan oksigen medis yang meningkat.
BISNIS
Baca juga: Tabung Oksigen di Pasar Pramuka Ludes Diborong Warga, Pedagang: Pasokan Tak Aman