Hariyanto menjelaskan metodologi yang diterapkan IHSG akan didasarkan pada porsi saham tanpa warkat yang dimiliki oleh investor publik, yaitu kurang dari 5 persen dan tidak termasuk saham milik manajemen dan saham obligasi.
Selain itu, setiap saham di IHSG akan dikenakan batasan bobot 9 persen. Adopsi metodologi ini sendiri akan dilaksanakan secara bertahap dalam tiga tahap. Hariyanto mengungkapkan menjelang implementasi metode free float, saham-saham big caps dengan komposisi publik yang kecil diperkirakan bobotnya akan turun.
Dia mencontohkan saham PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) dengan kapitalisasi pasar 140,16 triliun dengan kepemilikan saham publik sebanyak 7,5 persen diperkirakan akan turun bobotnya sekitar 1,6 persen. Di mana sebelum free float memiliki bobot 2,1 persen, yang akan berubah menjadi 0,5 persen. Oleh karena
itu saham tersebut akan mengalami tekanan jual atau selling pressure. “Menjelang implementasi adopsi pertama kali metode free float, saham-saham big caps dengan komposisi publik yang kecil seperti HMSP yang diperkirakan akan turun bobot nya,” ujar Hariyanto saat dihubungi Bisnis.
BACA: IHSG Ditutup di 6.080, Samuel Sekuritas: Saham Bank Melemah, Properti Melejit