Ia pun menyoroti beberapa kasus kriminal yang telah muncul seperti pencurian uang kripto, atau uang yang hilang karena orang yang memegang kata kunci ke akses penyimpanannya meninggal dunia. “Ada juga kasus hacker yang selalu memeras seiring naiknya harga cryptocurrency."
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Internasional Indonesia itu menambahkan, hingga kini tidak ada yang bisa menjamin uang kripto bisa menjadi investasi masa depan. Agar mampu bertahan dan aset kripto bisa diperdagangkan, ekosistemnya harus terbentuk agar bisa mendapatkan banyak dukungan.
“Banyak hal-hal teknis pengambilan keputusan keuangan yang tidak bisa dijawab saat akan membeli aset kripto,” ujar Dian.
Oleh karena itu, ia menyarankan agar pemilik modal berinvestasi di sektor riil atau sektor keuangan. Dia menyayangkan jika saat ini masih banyak orang yang menggunakan uangnya untuk membeli kripto karena wujud dan penerimanya tidak jelas.
Di saat sejumlah orang berbelanja aset kripto yang masih belum jelas bentuknya, perekonomian sedang sulit dan negara butuh modal besar untuk membantu rakyat menghadapi krisis ekonomi akibat pandemi. “Pemerintah dan swasta harus mencari pinjaman luar negeri untuk membangun,” katanya.
Baca: Safir Senduk soal Investasi Kripto: Pelajari, Pakai Uang Dingin dan Jangan FOMO