Untuk menekan dampak pandemi terhadap arus kas, perusahaan melakukan restrukturisasi pembayaran kewajiban dengan melakukan renegosiasi dengan lessor, kreditor, dan vendor.
Perusahaan juga menunda pengiriman pesawat, menangguhkan pengeluaran modal, mengurangi pengeluaran pemasaran, dan menunda pengeluaran diskresioner, termasuk acara sosial. Dengan berbagai upaya ini, AirAsia menurunkan total biaya operasional sebesar 34 persen pada 2020.
Selama kuartal IV 2020, AirAsia juga memprioritaskan penguatan pasar domestik dengan meluncurkan empat rute penerbangan baru yang meliputi Jakarta-Padang, Jakarta-Palembang, Jakarta-Pontianak, dan Jakarta-Pekanbaru.
Maskapai ini juga membuka kembali rute Bandung-Denpasar. Strategi ini memberikan kontribusi peningkatan pendapatan sebesar 300 persen dan peningkatan pangsa pasar pada kuartal IV dibandingkan dengan kuartal III 2020.
Kendati mengalami penurunan pendapatan di sisi penumpang reguler, Dendy mengatakan AirAsia masih menggarap peluang bisnis lain di lini kargo dan carter. Pada tahun buku 2020, kedua bisnis itu menghasilkan pendapatan masing-masing Rp 61 miliar dan Rp 21 miliar.
“AirAsia juga melakukan beberapa kegiatan promosi dengan Unlimited Pass yang menghasilkan pendapatan sekitar Rp 23 miliar,” tutur Dendy.
Baca: Wawancara Eksklusif Bos Garuda Indonesia: Saat Berdiri Bahkan Kami Sholawat