Ia mengatakan pemerintah akan melakukan komposisi tersebut secara lebih seimbang sehingga mencerminkan strategi belanja untuk membangun kualitas SDM, infrastruktur produktif, melindungi masyarakat rentan dan mendukung birokrasi yang efisien dan efektif serta profesional.
Kemudian untuk target pembiayaan anggaran 2022 akan berasal dari utang neto 4,81 persen sampai 5,8 persen dan investasi minus 0,3 persen sampai minus 0,95 persen sehingga rasio utang ditetapkan 43,76 persen sampai 44,28 persen dengan titik tengah 41,05 persen.
Untuk keseimbangan primer tahun depan minus Rp414,1 triliun sampai minus Rp480,5 triliun atau minus 2,31 persen sampai minus 2,65 persen terhadap PDB.
Lebih lanjut, ia menjelaskan tema PEM PPKF 2022 adalah pemulihan ekonomi dan reformasi struktural yang dilakukan melalui perbaikan human capital, transformasi ekonomi, serta reformasi fiskal.
Ia menegaskan pemulihan ekonomi tahun 2022 masih akan sangat bergantung pada pemerintah dalam memfokuskan program-program yang mendorong masyarakat dan dunia usaha untuk semakin sehat sekaligus pulih kembali.
“Seluruh stakeholder sangat penting termasuk pemerintah daerah yang memiliki peranan sangat strategis dalam menjaga dan memulihkan ekonomi nasional serta menjalankan reformasi struktural,” kata Sri Mulyani.