Pada awal tahun ini, manajemen Tesla menyatakan telah membeli Bitcoin dan menerima aset kripto ini sebagai alat pembayaran untuk membeli kendaraan hasil produksinya. Hal tersebut yang kemudian memicu kenaikan harga Bitcoin dan keabsahan aset kripto ini.
Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo sebelumnya memprediksi tren koreksi Bitcoin belum akan berakhir. Dalam jangka pendek, menurut dia, mata uang kripto ini masih berpotensi untuk turun sekitar 20-40 persen dari posisi saat ini sebelum selanjutnya akan berbalik menguat.
Sutopo menyebutkan sebagian trader telah memahami volatilitas dan risiko aset kripto sehingga seharusnya penurunan ini merupakan hal biasa. Namun, dia menyebut tren penurunan yang mendadak ini dapat membuat “shock theraphy” bagi para investor baru.
“Kalau terjadi penurunan yang dalam akan membikin mereka, terutama investor baru kapok. Tapi setelah harga kembali naik, biasanya akan FOMO lagi, biasa begitu tipe investor kita,” katanya.
Hingga akhir tahun ini, Sutopo memperkirakan Bitcoin akan berada di area US$ 70,000 -US$ 80,000 atau sekitar Rp 1 miliar - Rp 1,16 miliar. Dengan proyeksi tersebut, Sutopo mengatakan untuk jangka panjang investor dapat tetap menahan koin-koin yang paling populer seperti Bitcoin, Ethereum, Binance Coin, dan OKEx’s.
Bagi yang melakukan trading jangka pendek, Sutopo menyarankan penjualan Bitcoin karena harganya masih akan terkoreksi, kemudian dapat menunggu hingga harga aset turun untuk kembali masuk.
BISNIS
Baca: JP Morgan Akan Segera Tawarkan Bitcoin ke Nasabah Kaya