Yang teranyar, Populix melakukan survei terhadap 722 orang responden dengan 70 persen di antaranya berdomisili di Jabodetabek. Hasil survei itu menyebut mereka yang sudah pernah mendengar tentang cryptocurrency mayoritas berasal dari kalangan milenial umur 25-30 tahun dan merupakan masyarakat kelas menengah (middle class) dan atas (upper class).
Kepopuleran Bitcoin belakangan tak lepas dari CEO Tesla Inc. Elon Musk yang berpendapat bahwa menyimpan aset dalam bentuk Bitcoin sedikit lebih baik ketimbang memegang uang konvensional atau tunai. Pada pertengahan Februari lalu, konglomerat asal Amerika Serikat tersebut melalui Tesla membeli aset mata uang kripto senilai US$ 1,5 miliar.
Investasi Tesla diketahui dari laporan keterbukaan informasi perusahaan kepada otoritas pasar modal Amerika Serikat. Langkah ini menjadikan Tesla perusahaan terbesar yang mendukung aset mata uang kripto. Langkah ini yang kemudian makin melejitkan harga Bitcoin.
Namun pendiri Microsoft Bill Gates punya pesan khusus bagi banyak orang yang tergiur berinvestasi aset kripto tersebut. Ia menyatakan menilai mata uang digital tersebut tak harus dibeli oleh masyarakat umum.
"Elon memiliki banyak uang dan dia sangat canggih, jadi saya tidak khawatir Bitcoin-nya akan naik atau turun secara acak," ujar orang terkaya ketiga di dunia ini saat diwawancara oleh Bloomberg Television, Kamis, 25 Februari 2021.
Sebaliknya, investasi Bitcoin oleh masyarakat umum yang tak punya banyak uang untuk disisihkan, menurut dia, akan sangat riskan. "Pemikiran umum saya adalah jika Anda memiliki lebih sedikit uang daripada Elon. Anda mungkin harus berhati-hati,” kata Gates.
BISNIS
Baca: Kala Lo Kheng Hong Sebut Kinerja Astra International Lebih Baik Ketimbang Tesla