TEMPO.CO, Jakarta - Investor saham kawakan Lo Kheng Hong memastikan bahwa dirinya tidak akan membeli uang kripto seperti Bitcoin. "Biarlah Bitcoin dibeli orang lain. Itu rejekinya kalo naik, buat orang lain saja," katanya seperti dikutip dari wawancaranya dengan Lukas Setia Atmaja di Instagram @Lukas_setiaatmaja , Jumat, 23 April 2021.
Lo Kheng Hong yang dijuluki sebagai Warren Buffet-nya Indonesia ini mengaku bahwa produk investasi yang cocok dengannya adalah saham. "Saya orang saham, saya masih yakin saham is a best choice. Not Bitcoin."
Apa yang membuatnya benar-benar tak mau memiliki Bitcoin?
Lo Kheng Hong menilai meroketnya harga Bitcoin belakangan ini tak memiliki dasar transaksi atau underlying asset seperti perusahaan pada umumnya. Oleh karena itu, ia mengaku tak berani dan tak mau membelinya.
“Saya tidak mau membeli Bitcoin. Meskipun dia naik terus, itu rejeki. Bukan rejeki saya. tapi rejeki orang lain. Saya tidak mungkin akan membeli Bitcoin,” ujar Lo Kheng Hong.
Kripto atau cryptocurrency yang booming ini adalah aset digital atau yang lebih dikenal dengan mata uang digital. Mata uang tersebut berbeda dengan mata uang konvensional, karena biasanya cryptocurrency digunakan untuk transaksi secara virtual melalui jaringan internet.
Seiring dengan berjalannya waktu, penggunaan cryptocurrency mulai membumi di tengah masyarakat. Dalam sebuah survei yang dilakukan Populix, platform market research yang menjadi rujukan pelaku usaha dalam mencari tahu kebutuhan pasar menyebut bahwa 7 dari 10 orang sudah pernah mendengar tentang cryptocurrency.