TEMPO.CO, Jakarta -PT Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG masih cenderung melemah dalam konsolidasi di 6.100-5944.
"IHSG melemah masih konsolidasi di 5944-6100," dikutip dari analisis Tim Riset PT Samuel Sekuritas Indonesia, Kamis, 22 April 2021.
Menguatnya pandemi Covid-19 kembali menekan index dalam konsolidasi 5.944 hingga 6.100. Sedangkan spread UST-SUN membesar dan CDS kembali naik. UST masih stabil, berdasarkan data 21 April 2021 sore.
Index Sector Transportasi dan Logistik menguat akan uji level tertinggi
Index IDXTRANS melanjutkan trend naiknya dan akan uji level tertingginya di 1081. IDXTRANS menguat diantaranya saham yang menarik ASSA, BIRD, SMDR, TMAS.
Saham INDF uji 6800 untuk lanjutkan tren naik sejak Februari 2021. INDF dalam tren naik sejak Feb21 akan uji 6800. Target teoritis 7400. Support 6500. Target teoritis pola downchannel Agustus 2020 hingga Maret 2021 di sekitar 7.350-7.400. Support di 6.500. Saat ini harus tembus 6.800 dulu lalu hadapi resistance lain di 7.000-7.275 sebelum capai target.
MNCN mengakhiri konsolidasi 930-985. Harus tembus 1.010-1.040 sebelum jadi tren naik ke arah 1.090-1.140. Koreksi normal jika tidak turun di bawah 980-970.
UNTR secara perlahan membentuk pola uptrend sejak pertengahan Maret 2021. Resistance 22.675 lalu 23.650-24.650. Support 21.700 Jika ada koreksi, selama bertahan di atas 21.700 maka sentimen bullish masih bertahan.
ASII meski ada gejala kenaikan, namun masih tertahan resistance 5.300 - 5.400. Support 5.025 - 5.150. Indikator membentuk pola divergence, mulai ada pembeli dalam jumlah besar, dan pola ascending triangle dalam dua minggu terakhir. Namun konfirmasi tren naik, jika mampu tembus 5.400.
PGAS rebound dari support kuat 1.170, akan uji 1.260 - 1.340 sebelum ke resistance kuat 1.545. Di weekly chart , harga rebound dari support kuat pola sejak April 2020 di 1.170. Akan hadapi resistance area di 1.260 - 1.340 sebelum mampu lanjut ke trendline kuat di 1.545. Berikutnya di 1.800-1.900.
Baca Juga: IHSG Rontok di Sesi Pertama, Samuel Sekuritas: Marak Sentimen Negatif Global
Disclaimer: Berita ini merupakan hasil kerja sama dengan Samuel Sekuritas Indonesia. Berita ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca.