Di masa larangan mudik Lebaran nanti, KAI diduga tak hanya kehilangan jumlah penumpang regulernya, tapi juga potensi pertambahan pendapatan dari kereta fakultatif atau tambahan yang umumnya beroperasi saat hari raya. Pada masa normal sebelum pandemi Covid-19, KAI bisa meraup peningkatan pendapatan sebesar 15-20 persen.
Untuk memulihkan kinerja KAI di tengah tekanan yang berat karena pandemi, Aditya mengatakan ada tiga tahap yang mesti ditempuh. Pertama, wabah Covid-19 harus betul-betul teratasi. Bila situasi aman, jumlah penumpang angkutan umum akan kembali naik.
Kedua, setelah penyebaran Covid-19 mereda, KAI membutuhkan pelonggaran terhadap kapasitas angkut yang selama ini masih dibatasi—yakni maksimal 70 persen untuk angkuan jarak jauh dan 40 persen untuk aglomerasi. Ketiga, saat situasi mendekati normal, KAI bisa menambah jumlah frekuensi keretanya.
“Harapannya dengan vaksinasi, protokol kesehatan dilakukan disiplin, mobilitas penumpang bisa naik dan frekuensi kereta makin tinggi sehingga secara bertahap KAI akan mulai pulih,” ujar Aditya.
Baca: Gempa 6,7 M Guncang Jawa Selatan, KAI: Perjalanan Kereta Aman