TEMPO.CO, Jakarta - Kalangan dunia usaha berharap pencairan bantuan sosial atau bansos yang dijanjikan pemerintah pada masa Lebaran 2021/Idul Fitri 1442 H akan mampu mendongkrak konsumsi dan permintaan pasar. Sehingga hal itu bisa tetap mendorong pemulihan ekonomi meski ada kebijakan larangan mudik.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Widjaja Kamdani mengakui kebijakan larangan mudik memang akan menekan tingkat konsumsi masyarakat. Pelaku usaha di daerah dan kegiatan pariwisata juga diprediksi akan paling banyak mengalami dampak negatif akibat kebijakan tersebut.
Baca Juga: Larang Mudik Lebaran 2021, Pemerintah Siapkan Bansos Akan Disalurkan Awal Mei
"Namun, dengan kebijakan pencairan bansos, kami rasa ada peluang demand domestik bisa didongkrak lebih tinggi. Ini berdasarkan pengamatan kami di tahun lalu di mana pencairan bansos yang gencar di kuartal III 2020 sangat signifikan meningkatkan demand pasar domestik di periode tersebut dan efek positifnya juga tercermin pada perbaikan tingkat pertumbuhan penjualan ritel. Kami harap hal yg sama bisa terjadi juga tahun ini," ungkapnya kepada Antara, Sabtu.
Menyusul kinerja ekonomi yang lebih baik dibanding tahun lalu, Shinta memperkirakan jumlah perusahaan yang akan mengajukan penundaan pembayaran tunjangan hari raya atau THR tidak akan sebanyak tahun lalu. Terlebih krisis arus kas (cashflow) di perusahaan pun, pada tahun ini, lebih bisa terkelola dengan baik dibanding tahun lalu.
Kendati diakui Shinta mungkin masih ada perusahaan yang perlu meminta penangguhan THR, namun ia menyebut daya beli masyarakat tahun ini bisa lebih tinggi dari tahun lalu dan bisa memicu konsumsi lebih tinggi.