TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Organisasi Angkutan Darat (Organda) Ateng Aryono mengatakan kebijakan pemerintah melarang mudik Lebaran 2021 bakal menambah beban pengusaha angkutan umum di masa pandemi ini.
"Biasanya pergerakan harian kalau tidak dilarang ada okupansi 30 persen. Ketika nanti ada long weekend atau liburan potensi naik 10-20 persen. Itu kan berkah bagi kami. Lalu mau dapat berkah tiba-tiba dilarang, enggak boleh. Kalau itu ditukar dengan skema yang baik alangkah baiknya," ujar Ateng kepada Tempo, Jumat, 26 Maret 2021.
Di masa pandemi ini, Ateng mengatakan para pengusaha transportasi sudah mengalami kerugian dan sedang dalam kondisi bertahan hidup. Menurut dia, para pengusaha masih bersyukur belum gulung tikar akibat terimbas pandemi.
"Kalau di era survival tidak dibantu, malah tambah dibebani, ini menambah persoalan," ujar Sekjen Organda tersebut.
Di samping itu, berkaca dari larangan mudik tahun lalu, kata Ateng, tetap saja ada masyarakat yang bergerak ke kampung halaman.
"Kejadian tahun lalu harusnya menjadi pelajaran, jangan terjeblos di lubang yang sama. Kita harus lebih cerdas, dengan data dan kecenderungan seperti itu harusnya seperti apa," ujar Ateng.
Dia mempertanyakan aturan teknis larangan mudik dan penegakannya pada tahun ini. Menurut dia, larangan biasanya hanya ditegakkan untuk angkutan umum seperti bus. Sementara, angkutan berbadan kecil yang menyaru dengan kendaraan pribadi tetap bisa berjalan begitu saja.
Berita Selanjutnya
Artikel Terkait
-
BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri
-
Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
-
Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat
-
Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia
Rekomendasi Artikel
Video Pilihan
Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI
3 hari lalu
Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.
BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri
7 hari lalu
BI memperkirakan kinerja penjualan eceran bulan April 2024 tetap tumbuh, didorong oleh momen Idul Fitri.
Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi
7 hari lalu
Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.
Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat
8 hari lalu
Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.
Vaksin AstraZeneca Tidak Diedarkan Lagi di Dunia, Begini Dampaknya untuk Indonesia
12 hari lalu
Epidemiolog menilai penarikan stok vaksin AstraZeneca dari pasar global tak berpengaruh terhadap penanganan Covid-19 saat ini.
Alasan Perusahaan Tutup Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta
12 hari lalu
Tutupnya pabrik sepatu Bata di Purwakarta untuk menjaga kelangsungan bisnis jangka panjang usai merugi selama pandemi
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki
16 hari lalu
Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.
LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024
17 hari lalu
Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.
BI: Inflasi di Jawa Tengah Turun setelah Idul Fitri, Berapa?
17 hari lalu
Daerah dengan catatan inflasi terendah di Jawa Tengah adalah Kabupaten Rembang yaitu 0,02 persen.
Harga Naik, Toko Ritel Batasi Penjualan Gula Pasir
18 hari lalu
Sejumlah toko ritel melakukan pembatasan penjualan gula pasir imbas dari naiknya harga gula.