TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Energi DPR Muhammad Nasir menuding PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. terlibat dalam penyelundupan baja Cina. Menurut Nasir, perusahaan pelat merah itu membubuhkan stempel perseroan di baja Cina, sehingga seolah-olah produk tersebut asli buatan dalam negeri.
Adapun kerugian negara yang disebabkan karena penyelundupan itu, tutur Nasir, mencapai Rp 10 triliun yang berasal dari pengemplangan pajak. Kasus ini disebut-sebut juga telah dilaporkan ke pihak kepolisian.
Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim langsung membantahnya. “Hoaks itu. Kami malah sedang memerangi penyelundupan,” ujar Silmy saat dihubungi Tempo dalam pesan pendek pada Rabu, 24 Maret 2021.
Lalu, bagaimana rekam jejak Muhammad Nasir selama ini?
Dikutip dari laman resmi DPR, Nasir merupakan politikus Partai Demokrat yang berasal dari Daerah Pemilihan (Dapil) II Riau. Nasir merupakan kakak dari M. Nazaruddin, bekas narapidana korupsi proyek wisma atlet Hambalang.
Dicopot dari Badan Anggaran DPR
Pada Februari 2012, Fraksi Partai Demokrat diketahui sempat mencopot Nasir dari keanggotaan Badan Anggaran DPR. Fraksi juga memutuskan memindahkan posisinya di Komisi Hukum ke Komisi Keuangan.
Ketua Fraksi Partai Demokrat Jaffar Hafsah mengakui pemindahan ini tak terkait dengan aksi kunjungan ilegal Nasir ke LP Cipinang beberapa waktu lalu. "Hanya penyegaran fraksi saja," ujarnya kepada wartawan di gedung DPR, Selasa 14 Februari 2012.
Beberapa waktu sebelumnya, Nasir ketahuan melakukan kunjungan ke LP Cipinang secara ilegal. Ia ketahuan mengunjungi adiknya M Nazaruddin pada tengah malam.