TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ingin biaya logistik nasional bisa ditekan dari 23,5 persen hingga menjadi 17 persen sebelum tahun 2024.
"Sebagaimana tercantum dalam Perpres No. 18/2020 yang sesuai dengan RPJMN 2020-2024. Demikian juga dengan Inpres No. 5/2020 tentang Penataan Ekosistem Logistik Nasional dapat kita selesaikan sebelum 2024,” kata Luhut dalam siaran pers, Ahad, 21 Maret 2021.
Baca Juga:
Salah satu langkah yang telah diambil pemerintah adalah meluncurkan Batam Logistic Ecosystem (BLE). Hal ini adalah awal penyederhanaan proses logistik di pelabuhan Indonesia khususnya Batam sehingga bisa mempersingkat waktu layanan dan berlaku berlaku selama 24 jam per minggu.
Luhut berharap BLE bisa mendorong lebih banyak investasi masuk ke dalam negeri. Dengan begitu, akan berimbas baik untuk pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan di Batam, secara khusus dan Provinsi Kepulauan Riau pada umumnya.
Saat ini, kata Luhut, sudah ada banyak pelabuhan, bandara, stasiun dan pergudangan, tetapi belum dikelola secara terintegrasi, efektif, serta efisien. Selain itu, ada masalah kapasitas infrastruktur di Jawa dan kekurangan infrastruktur di luar Jawa, hingga belum efektifnya intermodal transportasi dan interkoneksi antara infrastruktur pelabuhan dan transportasi.
Oleh sebab itu, Luhut menekankan fokus area BLE ini dari skema Business to Government to Government (B2G2G) adalah integrasi izin usaha dan izin konsumsi, Layanan terpadu STS/FSU, penerapan autogate system.
Sedangkan untuk skema Government to Business to Business (G2B2B) adalah layanan pemesanan trucking, layanan pemesanan kapal, layanan pemesanan warehouse (gudang) hingga layanan pembayaran.
Senada dengan Luhut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menjelaskan bahwa sistem BLE ini perlu untuk dijadikan percontohan untuk digunakan secara nasional nantinya di berbagai pelabuhan di Indonesia. Ia berharap dengan sistem seperti ini tidak ada lagi yang namanya pungutan liar dan sistem bisnis yang menyulitkan.
BISNIS
Baca: Luhut Buka Suara Soal Nelayan NTT Menang Gugatan di Pengadilan Australia