Data surplus beras ini disampaikan Syahrul di tengah rencana pemerintah mengimpor 1 juta beras dalam waktu dekat. Rencana tersebut sebelumnya disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Airlangga mengatakan langkah itu diperlukan untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga di Tanah Air. Impor tersebut adalah bagian dari rencana penyediaan beras sebesar 1-1,5 juta ton oleh pemerintah.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi juga mengatakan impor beras 1 juta ton di 2021 tidak akan menghancurkan harga di tingkat petani. Dia memastikan bahwa kebijakan itu bertujuan menjaga stok dan menstabilkan harga beras.
"Ini (impor) bagian dari strategi memastikan harga stabil. Percayalah tidak ada niat pemerintah untuk hancurkan harga petani terutama saat sedang panen raya," kata Mendag dalam konferensi pers virtual, Senin, 15 Maret 2021.
Pemerintah, kata dia, memerlukan iron stock atau cadangan untuk memastikan pasokan terus terjaga. Sebagai cadangan, beras impor tersebut tak akan digelontorkan ke pasar saat periode panen raya, melainkan ketika ada kebutuhan mendesak seperti bansos ataupun operasi pasar untuk stabilisasi harga.
Baca: Ridwan Kamil Tolak Rencana Impor Beras 1 Juta Ton: Kebayang Harga Kebanting