TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik mencatat ekspor nonmigas Februari 2021 terbesar adalah ke Cina, yaitu US$ 2,95 miliar. Disusul Amerika Serikat US$ 1,86 miliar pada posisi ke dua, dan Jepang US$ 1,20 miliar pada posisi kedua.
"Dengan kontribusi ketiganya mencapai 41,77 persen (dari total nilai ekspor)," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin, 15 Maret 2021.
Pada periode Januari hingga Februari 2021, Cina tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$ 6 miliar (20,83 persen), diikuti Amerika Serikat dengan nilai US$ 3,5 miliar (12,27 persen), dan Jepang US$ 2,4 miliar (8,51 persen). Komoditas utama yang diekspor ke Cina pada periode tersebut adalah besi/baja, batubara, dan lignit.
Adapun total nilai ekspor nonmigas Februari 2021 dari 13 negara mencapai US$ 10,38 miliar atau naik US$ 71,3 juta(0,69 persen) dibanding Januari 2021. Peningkatan tersebut disebabkan oleh naiknya nilai ekspor ke beberapa negara tujuan utama seperti Taiwan US$ 217,4 juta (85,75 persen), Amerika Serikat US$ 186,7 juta (11,15 persen), dan Belanda US$ 37,0 juta (14,15 persen).
Sedangkan beberapa negara yang mengalami penurunan di antaranya India US$ 178,0 juta (19,72 persen), Cina US$ 96,2 juta (3,16 persen), serta Singapura US$ 49,7 juta (8,14 persen).
Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa masing-masing sebesar
US$ 2,99 miliar dan US$ 1,13 miliar. Masing-masing turun 1,96 persen dan 3,28 persen dibanding Januari 2021. Ekspor ke kawasan ASEAN dan Uni Eropa pada periode tersebut kontribusinya masing-masing 20,98 persen dan 7,97 persen.
Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari hingga Februari 2021 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$ 5,16
miliar(16,90 persen), diikuti Jawa Timur US$ 3,23 miliar(10,56
persen), dan Riau US$ 2,64 miliar (8,63 persen).
HENDARTO HANGGI
Baca juga: Ekspor Februari 2021 Naik 8,56 Persen, Kepala BPS: Sangat Menggembirakan