TEMPO.CO, Jakarta - Nilai ekspor Indonesia Februari 2021 mencapai US$ 15,27 miliar atau naik 8,56 persen dibanding Februari 2020. Sedangkan nilai Februari 2021 turun 0,19 persen dibanding Januari 2021.
"Sejak November 2020 ekspor kita selalu tumbuh positif secara year on year. Tentu saja ini perkembangan yang sangat menggembirakan dan kita harapkan ke depan ekspor kita lebih bagus lagi," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin, 15 Maret 2021.
Adapun ekspor nonmigas Februari 2021 mencapai US$ 14,40 miliar, turun
0,04 persen dibanding Januari 2021 yang sebesar US$ 14,41 miliar. Dibanding ekspor nonmigas Februari 2020, naik 8,67 persen.
Ekspor secara year on year, kata dia, tumbuh sangat menggembirakan karena ekspor migas tumbuh 6,9 persen dari US$ 810 juta ke US$ 860 juta dan non migas 8,67 persen dari US$ 13,26 miliar ke US$ 14,40 miliar.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari hingga Februari 2021 mencapai US$ 30,56 miliar atau naik 10,35 persen dibanding periode
yang sama tahun 2020, demikian juga ekspor nonmigas mencapai US$ 28,81 miliar atau naik 10,52 persen.
Penurunan terbesar ekspor nonmigas Februari 2021 terhadap Januari 2021 terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$ 639,5 juta(27,11 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada besi dan baja sebesar US$ 240,7 juta(24,20 persen).
Sedangkan menurut sektor, ekspor nonmigas hasil industri pengolahan Januari hingga Februari 2021 naik 10,29 persen dibanding periode yang sama 2020, demikian juga ekspor hasil pertanian naik 8,81 persen
dan ekspor hasil tambang dan lainnya naik 12,19 persen.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: BPS: Neraca Perdagangan Februari 2021 Surplus USD 2 M