TEMPO.CO, Jakarta - Stimulus jumbo yang digelontorkan pemerintah Amerika Serikat (AS) diharapkan dapat mendorong penguatan Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG, dengan catatan penguatan US Treasury tetap tertahan.
Tercatat, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,51 persen ke level 6258,75 pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat, 5 Maret 2021.
Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee pasar saham berpotensi rebound pada awal pekan ini, Senin, 8 Maret 2021. Salah satunya didorong oleh pengesahan stimulus yang diajukan Joe Biden kepada Senat AS.
Sinyal ini kian kuat apalagi di akhir pekan pasar Wall Street menguat menyusul tren kenaikan yield obligasi pemerintah AS yang mulai tertahan. Tercatat, yield US Treasury tenor 10 tahun melemah ke level 1,55 persen setelah sempat menyentuh posisi di atas level 1,6 persen.
“Turunnya yield US Treasury di akhir pekan dari level tertinggi, ditambah harapan paket stimulus fiskal jumbo USA membuat pasar saham diperkirakan akan menguat di awal pekan ini,” tulis Hans dalam publikasinya yang dikutip pada, Minggu, 7 Maret /2021.
Dia memperkirakan IHSG bergerak dengan support di level 6,245 sampai 6,173 dan resistance di level 6,307 sampai 6,394. Adapun sejumlah sektor yang diprediksi naik lebih banyak antara lain perbankan, properti, dan komoditas.