Akan tetapi, kata Hans, jika yield US Treasury naik lagi, dikhawatirkan indeks komposit akan kembali terkoreksi. Dia menuturkan kesepakatan paket stimulus fiskal akan menjadi sentimen positif pasar keuangan di jangka pendek, tetapi berpotensi mendorong naiknya yield US Tresury akibat potensi pemulihan ekonomi yang cepat.
Selain akan menekan saham, kenaikan yield US Treasury jugamembuat obligasi negara berkembang seperti Indonesia menjadi semakin rentan. Bahkan, jika yield US Treasury terus naik mendekati level 2 persen mungkin akan memicu arus keluar dana asing.
“Surat utang negara berkembang dianggap berisiko karena valuasi yang sudah berlebihan, prospek inflasi yang lebih cepat, dan sikap Federal Reserve yang tak menganggap kenaikan US Treasury sebagai hal yang patut dikhawatirkan,” katanya.
IHSG sepanjang pekan pertama Maret 2021 berhasil menguat kendati pada penutupan perdagangan indeks ditutup ke zona merah. Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang pekan pertama Maret 2021, IHSG berhasil menguat 0,27 persen atau naik 16,95 poin ke level 6.258,75 setelah ditutup di level 6.241,8 pada akhir Februari 2021.
BISNIS
Baca juga: Akhir Pekan, IHSG Ditutup Negatif karena Sentimen Ekonomi AS