"Jadi yang kita ekspor sudah sesuai standar, terpaksa industri otomotif menambah ongkos untuk bikin varian khusus buat Indonesia. Industri otomotif senang kalau RON 88 dan 92 hilang," ujar Faisal.
Lebih jauh ia menjelaskan harga eceran bensin premium dan pertalite sudah mendekati harga bensin RON92. Dia menilai sekarang momentum emas untuk meningkatkan kualitas bensin dengan menghapuskan premium dan pertalite. "Kuncinya berada di tangan pemerintah," kata dia.
Realisasi penggunaan bensin dengan minimum RON 92 ini pun, menurut Faisal, bisa diwujudkan mulai tahun ini dengan tanpa subsidi. "Tanpa kenaikan harga, karena harga minyak lagi murah," ujar dia.
Kalaupun terjadi kenaikan harga minyak, kata Faisal Basri, besarnya subsidi plus ongkos penugasan diharapkan tidak lebih dari besarnya subsidi yang berlaku. Artinya tidak terlalu berpengaruh terhadap yang telah dialokasikan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021.
Baca: Faisal Basri Kritik Istilah Gas Rem Penanganan Covid: Cermin Miskin Perencanaan