Berkaca dari pelajaran dari keluar krisis di masa lalu lainnya, menurut Teddy, adalah nilai penting yang harus dimiliki CEO adalah core values, business model, core competence, dan cash flow. "Krisis untuk menguji seberapa kuat dan dalam keyakinan kita pada core values yang kita yakini," katanya.
Walau begitu, disrupsi akibat pandemi juga harus terus dicermati karena akan menguji sejumlah nilai penting tersebut. Oleh karena itu, pemimpin sebisa mungkin awas diri agar bisa terhindar dari optimistis yang tidak realistis yang menyebabkan perusahaan tidak dapat bertahan sampai krisis berakhir.
"Krisis dapat menjadi sarana menempa kualitas Anda sebagai pribadi maupun sebagai pemimpin," ujar TP Rachmat.
Secara umum, kata TP Rachmat, krisis akibat pandemi saat ini masih jauh lebih baik dibanding krisis ekonomi 1998. "Saat ini tidak tidak terjadi negative spread, NPL 2020 hanya 3-5 persen, inflasi hanya 1,68 persen, tidak ada lembaga perbankan yang harus tutup, dan investment grade 2020 berada di triple B, yang jauh lebih tinggi dari dari level selective default pada 1998," ucapnya.
ANTARA
Baca: Pesan Bill Gates soal Investasi Bitcoin: Jika Tak Sekaya Elon Musk, Hati-hati