Pekan ini, kata Dahlan diharapkan badan obat dan makanan Indonesia mengizinkan dilakukannya uji coba tahap II, dengan jumlah dan variasi relawan lebih banyak dan variasi dosis lebih luas.
"Pun kalau sukses, BPOM akan mengizinkan lagi segera dilakukan uji coba tahap II. Dengan demikian izin pemakaian darurat bisa didapat awal Mei 2021. Bukan main kebanggaan nasional kalau itu terwujud," tulis Dahlan.
Kalau semua tahapan sisa itu lancar, Dahlan berujar Indonesia benar-benar akan bisa menyalip di tikungan dan sekaligus di banyak kelokan. Pasalnya, pertama, Vaksin Nusantara ini diklaim akan bisa di tubuh orang seumur hidup.
"Tidak seperti vaksin yang sudah ada, hanya bertahan 1 tahun. Ada yang bilang hanya 9 bulan. Bahkan lebih pendek lagi," tutur dia. Artinya, kalau pandemi tidak selesai 6 atau 9 bulan lagi, masyarakat harus divaksinasi lagi.
Kenggulan kedua, tutur Dahlan, penyuntikan pun hanya sekali dan tidak sakit. Sebab, lokasi penyuntikan tetap di lengan tapi tidak perlu dalam, cukup mencapai bagian lemak. Karena itu, arah jarum suntiknya tidak harus tegak lurus.
"Tidak seperti suntik vaksin yang ada selama ini: jarumnya harus mencapai otot lengan. Harus dalam. Posisi jarum pun harus tegak-lurus. Rasa sakit dari suntik vaksinasi yang ada sekarang ini timbul akibat teknik penyuntikan yang harus seperti itu," kata Dahlan.