Ketiga, Vaksin Nusantara itu diklaim tidak perlu disimpan di suhu dingin, cukup di ruangan biasa. Sehingga, Puskesmas yang kulkasnya sudah penuh pun tidak harus beli kulkas baru. Pun kalau listrik mati, tidak membuat Vaksin Nusantara sampai rusak.
"Berarti cocok sekali dengan kondisi Indonesia. Indonesia benar-benar tiba-tiba unggul," kata Dahlan.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K. Lukito mengatakan bahwa pihaknya masih mengevaluasi hasil uji klinis fase I Vaksin Nusantara gagasan Terawan. Tahapan uji vaksin ini masih panjang, sehingga terlalu dini untuk mengklaim khasiat dan keamanannya.
"Kan masih harus melewati Fase I, II dan III. Jadi, terlalu dini untuk pihak manapun mengklaim khasiat dan keamanan saat ini," ujar Penny saat dihubungi Tempo pada Jumat, 19 Februari 2021.
Vaksin Nusantara ini dikembangkan oleh eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama tim peneliti dari Laboratorium RSUP Kariadi Semarang, Jawa Tengah. Riset juga menggandeng Aivita Biomedical Corporation dari Amerika Serikat dan Universitas Diponegoro.
Uji klinis fase I vaksin ini telah selesai dilaksanakan pada akhir Januari 2021 dan diklaim menunjukkan hasil yang baik. "Hasil uji klinis fase pertama baik, tanpa ada keluhan berat yang dirasakan oleh 27 relawan vaksin," kata salah seorang peneliti, Yetty Movieta Nency, dikutip dari Antara, Jumat, 19 Februari 2021.
Hasil uji klinis fase I Vaksin Nusantara ini kemudian diserahkan kepada BPOM untuk dievaluasi. "Masih dalam evaluasi sebelum kami mengeluarkan Protokol UK Fase II, untuk kehati-hatian aspek keamanan dan khasiatnya," ujar Penny.
CAESAR AKBAR | DEWI NURITA
Baca: Cerita Dahlan Iskan Awalnya Enggan ke Rumah Sakit saat Diduga Terkena Covid-19