Dengan asumsi kurs Rp 14.000 per dolar AS, ER senilai US$ 300 juta itu setara dengan Rp 4,2 triliun. ER tersebut telah diambil dan dibayar penuh oleh Anderson pada 18 Februari 2013.
Lebih jauh, Danny menjelaskan, sebagai pemegang ER, Anderson Investments Pte. Ltd--entitas yang secara tak langsung dimiliki oleh Temasek-- tak langsung sudah menjadi pemegang saham MPPA sejak 2013.
Anderson juga sudah menegaskan masuknya ke dalam MPPA bukan untuk pengendalian. Transaksi crossing yang dilakukan untuk menyelesaikan hak tukar yang diharapkan turut meningkatkan nilai investasi pada perusahaan.
Dalam penjelasannya ke BEI, Danny memaparkan sejumlah rencana bisnis Matahari dalam tiga tahun mendatang. Salah satunya adalah berfokus mengoperasikan bisnis retail modern lewat Hypermart, HyFresh, Primo, Foodmart, Boston Health & Beauty, FMX dan SmartClub Indonesia.
Ketika pandemi Covid-19 berakhir, Matahari akan membuka gerai-gerai baru dan merenovasi sejumlah gerai yang telah beroperasi. Rencana yang sedianya dilaksanakan pada tahun 2020 ini akhirnya ditangguhkan karena kondisi ekonomi yang sulit.
Perseroan juga akan mengembangkan retail online dengan penyempurnaan di sejumlah sistem. Matahari juga akan mendorong kerja sama dengan operasi marketplace di Indonesia seperti GrabMart, Shopee, Tokopedia dan Blibli.com.
Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2020, Matahari mencatat penurunan pendapatan 22,91 persen secara tahunan menjadi Rp 5,11 triliun. Perusahaan juga membukukan kenaikan kerugian menjadi Rp 332,4 miliar ketimbang periode serupa pada tahun sebelumnya sebesar Rp 265,79 miliar.
BISNIS
Baca: Dampak PSBB, Matahari Rugi Rp 873,18 Miliar Sepanjang Tahun 2020