JAKARTA - Peran aktif Bank BRI menjadi mitra strategis pemerintah dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mendapat respon positif dari pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Asosisasi UMKM Indonesia (Akumindo) mengapresiasi komtimen BRI untuk terus mendukung keberlangsungan UMKM selama masa pandemi.
Perseroan telah aktif memberikan relaksasi kredit, sekaligus menjadi agen penyalur insentif pemerintah yang aktif. "Peran BRI sudah sangat baik. Relaksasi kredit sekaligus penyaluran insetif pemerintahnya sangat baik. Pelaku UMKM pun sangat terbantu oleh komitmen BRI," kata Ketua Umum Akumindo Ikhsan Ingratubun, baru-baru ini.
Menurut Ikhsan, selama masa pandemi pelaku UMKM mengalami penurunan omzet hingga lebih dari 50 persen. Dengan pendapatan tersebut, pelaku usaha kesulitan melanjutkan operasionalnya jika harus tetap menjalankan kewajiban pembayaran utangnya.
Selain itu, Ikhsan mengatakan peran BRI dalam penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) adalah yang paling besar di antara bank pelat merah lain. Bahkan penempatan dana oleh pemeirntah mampu disalurkan hingga secara signifikan untuk penyaluran kredit sekaligus penjaminannya. Dia mengapresiasi BRI yang mampu terus melakukan pendampingan lebih persuasif meski adopsi digital perseroan tergolong maju.
Menurut Ikhsan, kondisi UMKM saat ini sangat bergantung pada perkembangan ekonomi riil nasional. Pelaku UMKM cukup khawatir kembali melanjutkan operasionalnya jika pandemi berlanjut dan pemeirntah masih melakukan pembatasan kegiatan ekonomi." Komitmen pemerintah dan BRI sudah sangat bagus dan perlu dipertahankan," ujarnya.
Direktur Utama BRI Sunarso sebelumnya mengumumkan porsi pembiayaan UMKM BRI sudah mencapai 82,13 persen per akhir 2020. Dalam jangka panjang, perseroan bahkan berencana meningkatkan pembiayan lebih dari 85 persen.
Dia pun menyampaikan komitmen pengembangan segmen UMKM di 2021 tetap berlanjut. Perseroan akan tetap mengusung strategi go smaller, go faster, and go shorter.
Maksudnya, perseroan akan fokus mencari debitur UMKM baru yang belum bankable, mempercepat operasional dengan memanfaatkan digital, dan menyediakan produk pembiayaan fleksibel dengan tenor lebih pendek. "UMKM masih akan menjadi strategi utama kami. Kami ini bank rakyat, dan memang segmen UMKM yang akan terus kami kembangkan," kata Sunarso.
Saat ini ada 57 juta pelaku UMKM nasional, dan baru 20 persen yang dapat terlayani oleh perbankan dan lembaga jasa keuangan formal. Sementara itu, 5 juta pelaku UMKM yang dilayani oleh rentenir dan 7 juta pelaku UMKM yang mengandalkan pinjaman dari kerabat, serta 18 juta pelaku UMKM yang belum tahu mau pinjam ke mana pun.
"Jadi, pasarnya masih sangat besar. Yang itu ultra mikro. Memang jumlahnya banyak. BRI pun akan mencoba untuk menggarap pasar tersebut," katanya.